MERIAM BAMBU KARYA ANAK BANGSA
Sebentar lagi sudah masuk bulan Desember, Christmas is around the corner, kira-kira begitu bahasa Jawanya hahaha. Aku rindu suasana Natal pas aku masih kecil. Kalau diingat ingat suasana Natal pas aku masih kecil daripada pas sudah dewasa sekarang. Natal dulu itu seru, seluruh keluarga ngumpul di rumah kami dikampung, trus kami nyanyi-nyanyi, manggang-manggang dan juga main kembang api. Aku sangat rindu itu bisa terjadi lagi. Tapi, untuk saat ini tampaknya itu gak bakal bisa kurasakan. Aku jauh dari kampung dan masih banyak kesibukan yang harus kukerjakan di Medan ini.
Tapi, aku mau melupakan semua kesibukanku sejenak dan mengingat betapa serunya dan betapa bersemangat kami untuk merayakan Natal. Dulu, aku dan saudara-saudaraku, kebetulan kami semua laki-laki, dan kami sangat senang yang namanya hal-hal yang seru-seru. Untuk menyambut Natal saat itu, Aku dan saudara-saudaraku mencari bambu besar di hutan, kami mencari bambu tertentu, nama bambu itu dalam bahasa Nias kami sebut bambu Hao, bambu Hao ini sangat cocok untuk dibuat menjadi meriam bambu karena ukurannya yang besar dan bambunya cukup tebal. Aku dan saudara-saudaraku berjalan kaki masuk ke dalam hutan untuk mencari bambu tersebut, aku melewati beberapa medan yang cukup berbahaya tapi kami menikmati perjalanan ke dalam hutan. Kami dapat menikmati suara kicauan burung yang merdu, kami juga bisa berhenti untuk memetik buah-buahan yang segar seperti langsat dan manggis.
Kami tiba ditempat dimana kami bisa mendapat bambu Hao, banyak sekali bambunya, tapi kami harus memilih yang terbaik. Kami mulai menebang bambu yang terbaik dan kemudian membawanya pulang. Setibanya di rumah, kami masih harus membersihkan bambunya, pertama-tama kami harus merapikan potongan pada kedua ujung bambu, kemudian kami melubangi sekat-sekat bambu menggunakan tongkat kayu, tapi kami harus hati-hati jangan sampai sekat pada ujung bawah bambu ikut terlubangi. Kami kemudian membersihkan sisa-sisa sekat tersebut. Setelah itu, kami membuat lubang kecil seukuran koin 500 rupiah di dekat ujung bambu bagian bawah, disitulah letak dimana pematik akan diletakkan.
Setelah semuanya siap, kami akan melakukan pemanasan dan pengecekan, bahan-bahan yang diperlukan yaitu, 1 liter minyak tanah, dan sebuah ranting kayu yang nantinya jadi pematik. Pertama-tama kami memposisikan bambu meriamnya sedikit menjulang keatas pada bagian ujung depan bambu supaya nanti pas minyak dimasukkan, minyaknya tidak akan tumpah dari ujung depan bambu, kemudian kami memasukan minyak tanah menggunakan corong melalui lubang yang telah kami buat di dekat ujung bambu, minyak diisi secukupnya. Kemudian setelah itu, kami mengambil sebuah ranting kayu dan membakar ujungnya. Setelah itu, dengan cepat kami memasukkan ranting tersebut pada lubang dekat ujung meriam bambu. Suara bang akan keluar, karena masih pemanasan dan bambu masih belum kering, suaranya akan kecil tapi setelah lumayan panas, suara yang dikeluarkan akan semakin besar.
Kami hanya perlu menunggu malam datang dan perang bambu meriam akan sangat menyenangkan malam ini dalam menyambut Natal dan libur sekolah. Banyak sahutan meriam bambu milik orang lain dari malam ke malam. Teman-teman dan saudara-saudara kami menyaksikan kami memainkan meriam bambu.
Walaupun meriam bambu ini sangat menyenangkan untuk dimainkan, kami harus tetap hati-hati memainkannya karena api dapat keluar dari lubang pada ujung depan bambu dan juga pada lubang dekat ujung belakang yang digunakan sebagai tempat pematik, tidak jarang banyak anak-anak yang alisnya terbakar gara-gara tidak berhati-hati dalam memainkannya.
Comments
Post a Comment